Jawaban(1 dari 3): Ingat Mama saya. Bulan Agustus lalu, saat case covid sedang tinggi-tingginya. Mama saya meninggal karena Covid. Saya tidak pernah menyangka, covid merenggut mama saya. Bulan Juli, tepatnya tgl 25 Juli, saya pulang ke rumah Mama untuk menengok beliau dan anak saya yang di raw
Catatan Khotbah Ibadah yang Sejati. Ditulis dari sharing Bp. dr. Paulus Rahardjo di Ibadah Minggu Tgl. 12 Maret 2023. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati.” Roma 121. Ada Tiga Pelajaran untuk mencapai Ibadah yang Sejati, yang kita dapatkan dari ayat di atasPertama. Persembahan Diri. Di ayat di atas, Paulus memulai nasihatnya dengan mengatakan “demi kemurahan Allah,” dan pastinya setelah itu ada nasihat yang sangat penting yang harus diperhatikan, karena dimulai dengan nama-Nya. Paulus menekankan betapa pentingnya kita mempersembahkan tubuh kita kepada-Nya. Dan hal ini telah menjadi polemik bagi bangsa Yahudi, karena sebelumnya mereka telah terbiasa untuk mempersembahkan sesuatu yang berwujud hewan, dan tentunya berakhir pada kematian hewan tersebut di atas altar persembahan. Di dalam bahasa aslinya, mempersembahkan tubuh itu sama dengan mempersembahkan diri, yang berbicara tentang mempersembahkan segala sesuatu yang ada pada tubuh kita. Tuhan tidak menginginkan persembahan yang sudah mati, sama seperti hewan korban persembahan tersebut, tetapi Dia menginginkan persembahan yang hidup. Pada saat kita masih hidup, apa saja yang kita perbuat melalui seluruh anggota tubuh kita, juga melalui perkataan dan perbuatan, dapat memuliakan nama-Nya. Hal ini juga merupakan bagian dari ibadah Adalah perbuatan yang jelas tidak memuliakan dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Bahkan ada pepatah Tiongkok kuno yang dalam bahasa Indonesianya berbunyi,Bencana itu dapat datang melalui apa yang keluar dari mulut / perkataan kita. Tetapi, berbagai macam penyakit juga dapat masuk dari apa yang masuk ke dalam mulut kita. Karena itu, jagalah baik-baik mulut dan perkataan kita. Selain itu, biarlah kelembutan hati, wajah dan mimik kita, senyuman, sentuhan kasih melalui tangan kita, dan semua hal di dalam hidup kita ini dapat dipakai dan diurapi-Nya untuk dapat menyatakan kemuliaan-Nya. Ke manapun kaki kita melangkah pergi, semuanya mendatangkan kemuliaan hanya bagi You LIVE for Christ?“Open Doors” adalah sebuah organisasi misi yang didirikan oleh Brother Andrew untuk dapat menyokong setiap anggota Tubuh Kristus yang melayani di berbagai daerah misi. Pada suatu hari Brother Andrew bertanya, “Will you DIE for Christ?”Apakah kita mau untuk cukup serius menjadi pengikut Kristus, dan setia sampai mati? “But, it’s not fair question,” dan Brother Andrew mengubah pertanyaannya,“Will you LIVE for Christ?”Persembahan Diri yang Hidup justru berarti kita mau untuk “mematikan” kehendak kita sendiri, agar Kristus dan kehendak-Nya, dapat hidup di dalam diri kita di setiap harinya. Kita juga dimampukan untuk dapat memahami dan melakukan kehendak Kristus yang terbaik bagi kemuliaan-Nya. Kedua. Menjadi Pengelola bukan Pemilik. “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Kejadian 215. Kita bukanlah pemilik, tetapi hanya sekadar pengelola dan pengurus. Kata “mengusahakan” di ayat di atas memiliki pengertian menjadikan lebih baik, dan kata “memelihara” artinya merawat. Apa pun yang Tuhan serahkan dan percayakan dalam hidup kita, baik hal itu diri pribadi, keluarga, sekolah, pekerjaan, pelayanan, dan apa pun juga.. marilah kita menjadi pengelola yang baik dari semuanya itu. Semuanya memang menjadi milik Tuhan, tetapi marilah kita terus merawat dan menjadikannya lebih baik lagi.“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” 1 Korintus 619-20.Bahkan hidup kita bukanlah milik kita sendiri, karena ayat di atas dikatakan telah lunas dibayar melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, marilah merawat hidup kita baik secara tubuh fisik, jiwa, dan juga roh. Semua adalah pinjaman dari-Nya, kelak pada saat kita kembalikan pada-Nya, kita harus bertanggung jawab atasnya. Sadarilah, betapa penting menjaga tubuh kita dengan baik. Air Force One. Adalah pesawat resmi dari presiden Amerika Serikat. Pesawat ini benar-benar menjadi pesawatnya presiden, ketika bapak presiden Amerika Serikat itu sudah masuk ke dalamnya dan menggunakan pesawat tersebut. Demikian juga dengan hidup kita yang dkatakan sebagai bait Roh Kudus, sesuai dengan ayat di atas. Siapakah yang benar-benar menjadi Penguasa di dalam hidup kita? Apakah Tuhan? Atau hanya sekadar ego diri kita sendiri? Pemilik hidup kita adalah Tuhan, dan yang hidup di dalamnya adalah Raja di atas segala raja. Dan karena harganya telah lunas dibayar, biarlah melalui hidup kita dapat mendatangkan pujian dan kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Amin. Allah memiliki hidup kita dua kali Pada waktu kita diciptakan, dan pada waktu kita ditebus-Nya. Ada kisah seorang pelukis terkenal yang masuk ke dalam sebuah toko, dan menemukan beberapa lukisan yang sudah usang dan tak utuh. Dan setelah diselisik lebih jauh, ternyata dirinya menemukan beberapa lukisan yang pada mula-mula dilukisnya. Lukisan tersebut seharusnya bersamanya, karena lukisan itu adalah hasil karyanya, tetapi dirinya tidak bisa meminta lukisannya dengan begitu saja. Mengapa? Karena lukisan tersebut sebelumnya sudah dibeli dan telah menjadi hak milik dari orang lain. Dan untuk memilikinya, dirinya harus membeli lunas kembali lukisan tersebut, agar dapat bersama-sama dengan dirinya, di rumahnya. Demikian hal yang sama dengan hidup kita. Sesungguhnya, hidup kita sudah dibeli kembali, dan harganya sudah lunas dibayar melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Dan ketika kita memanggil Dia sebagai Tuhan, bahasa aslinya dari bahasa Yunani, dan tertulis κυριο - kurios, yang memiliki arti tuan, bapak, dan pemilik. Dan hal ini memiliki arti bahwa kita mengakui bahwa Tuhan adalah owner / pemilik dari keluruhan tubuh kita. Firman-Nya berkata,“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” ayat 20. Jadilah pengelola yang baik. Ketika Tuhan sebagai Pemilik dari hidup ini datang dan memintanya kembali, kita sudah siap dengan memberi-Nya pertanggungjawaban atas apa saja yang sudah kita perbuat terhadap waktu dan kesempatan yang sudah Dia percayakan, ketika kita masih hidup di dalam dunia ini. Selama kita hidup, kita sudah mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadah kita yang sejati Roma 121. Ketiga. Aplikasi Dari Hati menjadi Aksi. Allah harus menjadi centre / pusat dari keseluruhan di hidup kita. Ada sebuah kisah dari Ibu Pdt. Dorothy Marx, misionaris dari Overseas Missionary Fellowship OMF. Pada suatu hari ada seorang rekan mahasiswa yang bertanya pada beliau, lebih penting mana untuk hadir di persekutuan doa malam atau belajar untuk besok ada ujian di kampusnya? Kedua hal ini sama-sama penting. Dan Ibu Dorothy meminta kartu identitasnya dan menanyakan pekerjaan apa yang tertulis di atasnya. Dan di kartu identitasnya tertulis “Pelajar / Mahasiswa”. Lebih lanjut Ibu Dorothy berkata,“Belajar lebih penting. Tetapi jauh lebih baik bila dirimu jauh-jauh hari sudah terbiasa untuk belajar terlebih dahulu / nyicil, sehingga dapat hadir di persekutuan doa malam pada hari ini.”Hidup kita memang memiliki banyak segi, dan bagi beberapa pihak tidaklah mudah untuk meletakkan skala prioritas kehidupan. Mana lebih penting, yang harus didahulukan. Tetapi bersama dengan kasih dan hikmat Tuhan yang pasti akan selalu menuntun, marilah kita tetap menjadikan Allah sebagai nomor satu dan menjadi pusat dari segalanya. Apa pun yang sedang kita kerjakan, ada unsur Allah yang menjadi pusat dari segalanya. Marilah mempersembahkan tubuh sebagai Persembahan yang Hidup, kudus dan juga berkenan pada Allah, yang merupakan ibadah kita yang sejati Roma 121. Menyadari seutuhnya segala sesuatu yang Tuhan sudah percayakan di dalam hidup kita ini sifatnya hanyalah sementara dan kita adalah pengelola, bukan Pemilik. Karena suatu hari kelak kita harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan, marilah kita terus merawat dan menjadikannya lebih baik pada akhirnya, dari kasih kita kepada Tuhan di dalam Hati akan diberi hikmat dan juga terus dimampukan-Nya untuk dapat menjadi Aksi, dan tetap menjadikan-Nya sebagai pusat dari segala sesuatu yang kita perbuat. Dan nama-Nya dapat dipermuliakan melalui hidup lagu Bapa Kupersembahkan Tubuhku. Oleh Welyar Kauntu. Bapa kupersembahkan tubuhku, s’bagai persembahan yang hidup. Kudus dan yang berkenan pada-Mu, s’bagai ibadah yang sejati. Kusembah Kau Tuhan. Kusembah Kau Tuhan. Kuserahkan hidupku kepada-Mu. Untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. Tuhan Yesus memberkati.A Pengertian Empati. Empati berasal dari kata Empatheia yang memiliki arti ‘ikut merasakan’. Empati adalah sebuah keadaan mental, dimana seseorang merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain. Untuk dapat lebih memahami perasaan yang dialami diri sendiri dan orang lain, Grameds juga dapat membaca buku Seri Aku Dan
Oleh Yunus Septifan Harefa Romans 121 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Ibadah bukan hanya di hari Minggu. Ibadah juga bukan hanya soal menyanyi atau menari. Ibadah adalah tentang hidup yang kita jalani setiap hari. Menurut Rick Warren, pekerjaan kita pun menjadi ibadah ketika kita mendedikasikannya kepada Allah dan melakukannya dengan sebuah kesadaran akan kehadiran-Nya. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang kita lakukan termasuk yang kita pikirkan dapat menjadi ekspresi dari sebuah ibadah apabila kita melakukannya dengan tetap memandang kepada Allah. Dalam Roma 121-8, terdapat dua hal penting yang harus kita pahami mengenai ibadah. Pertama Ibadah Berbicara Mengenai Kehidupan “Saya” Ibadah tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan personal tentang “saya”. Ketika saya beribadah, maka hidup saya juga harus menunjukkan hidup yang berubah. Kalau saya beribadah, maka hidup saya akan berbeda dengan orang-orang di dunia ini. Kalau saya beribadah, maka hidup saya harus kudus dan berkenan bagi Allah. Kalau saya beribadah, maka pikiran saya juga harus mampu membedakan manakah kehendak Allah dan yang bukan kehendak-Nya. ay. 1-2 Kedua Ibadah Berbicara Mengenai Kehidupan “Kita” Ibadah tidak hanya berhenti pada kehidupan “saya”. Ibadah juga berbicara mengenai kehidupan “kita”. Ketika saya sudah dikuduskan oleh Allah menjadi umat-Nya, maka saya dipisahkan dan dikumpulkan bersama dengan orang-orang kudus lainnya. Ketika saya berkumpul dengan orang-orang kudus lainnya, maka ibadah bukan lagi hanya tentang saya, tetapi tentang kita bersama. Dalam kehidupan kita bersama inilah muncul istilah “keragaman”. Paulus menggambarkan keragaman itu dengan menjelaskan bermacam-macam karunia ay. 3-8. Setiap orang punya karunia yang berbeda, yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, perbedaan yang ada bukan bertujuan untuk menghancurkan, malahan perbedaan tersebut berfungsi untuk tetap menjaga keutuhan bersama. Ketika kita mampu menjaga kehidupan bersama, maka sebenarnya kita sedang beribadah. Oleh karena itu, hiduplah sebagai seorang yang beribadah! Secara personal, kita menjaga kekudusan. Secara komunal, kita tetap mampu berkarya dalam keragaman. Ibadah yang sejati itu mengubahkan “saya”, tetapi tidak pernah memisahkan “kita”. YunusArtiNama Wafa – menurutparaahli.com. Sedang mencari arti nama Wafa untuk memberi nama bayi perempuan? Dalam ulasan ini akan dibahas mengenai makna Wafa beserta asal bahasa dan kumpulan rangkaian namanya. Wafa mempunyai arti: [1] Kesempurnaan [2] Amanah [3] Janji [4] Taat [5] percaya [6] Ketulusan [7] kesetiaan, dan berasal dari bahasa Arab. IBADAH YANG SEJATI ROMA 121 OlehTriputramahasiswa STTIA Kata ibadah bukan merupakan hal yang asing bagi manusia khususnya umat kristen. tapi, kebanyakan orang dalam pengertiannya mendefinisikan ibadah itu adalah hanya ketika mereka datang ke gereja saja. Berikut ini definisi dari pada ibadah 1. Menurut Bahasa Indonesia. Ibadah adalah Perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yg didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 2. Menurut Bahasa Alkitab • PL berasal dari kata “äbodah” mengabdi. Artinya ibadah adalah ketaatan pada perintah-perintah Tuhan dan pengabdian kepada-nya seperti pengabdian/pelayanan yang utuh dari seorang hamba kepada tuannya. • PB Latreia berarti pengabdian’, hubungan dengan dewa-dewa bermakna “ibadah’ penyembahan. Proskuneo yang berarti sujud atau membungkuk atau meniarap dihadapan tuannya. KESIMPULANNYA Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah adalah pelayanan atau pengabdian seutuhnya kepada Allah, yang dinyatakan baik dalam bentuk penyembahan maupun dalam tingkah laku bukan hanya ketika datang ke gereja saja. Rasul Paulus menasehatkan jemaat di Roma supaya ibadah itu adalah ”ibadah yang sejati Roma 121”, jemaat Roma adalah Roma 17-8 • Jemaat Yang dikasihi Allah Ay. 7. • Jemaat yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus Ay. 7. • Jemaat yang memiliki iman yang telah tersebar di seluruh dunia Ay. 8. Dari ketiga poin di atas, dapat dipahami bahwa jemaat di Roma adalah jemaat yang sudah mengenal dan percaya serta sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Bukankah kita sama seperti jemaat yang ada di Roma…?? Timbul suatu pertanyaan mengapa Rasul Paulus menulis Roma 121..? ada apa di Roma..? • Di Roma adanya penyembahan-penyem bahan berhala Penyembahan kepada kaisar Roma 123-25 – Menggantikan kemuliaan Allah dengan dusta – Penyembahan kepada makhluk ciptaan dengan melupakan pencip tanya • Menyerahkan anggota tubuh kepada dosa/kelaliman 613 Kembali pada tema di atas bagaimana dan apa maksud dari rasul Paulus mengenai ibadah yang sejati berdasarkan Roma 121. Ibadah yang sejati adalah • Hidup adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah saja untuk menempuh kehidupan yang baru, yang menjauhi dosa dan menentang kuasa dosa itu. • Kudus adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan yang suci tanpa cacat cela kepada Allah. • Berkenan adalah ibadah dengan mempersembahkan tubuh hanya kepada Tuhan yang sesuai dengan ukurannya/ standarnya Allah. • Tidak serupa dengan dunia adalah ibadah dengan menyerahkan tubuh sebagai persembahan kepada Allah tidak seperti dunia memberikan persembahan. • Tidak memikirkan hal-hal yang lebih tinggi/ tidak ego ay. 3 adalah ibadah dengan menyerahkan persembahan kepada Allah sesuai dengan standar Allah bukan dengan penuh keegoisan atau kesombongan. • Adanya kesatuan hati saling melengkapi ay. 4-8. di dalam ibadah bukan saatnya untuk saling menonjolkan diri tapi ibadah yang sejati itu adalah ibadah yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain. • Penyerahan hidup sepenuh kepada tuhan sebagai senjata kebenaran 613 adalah orang percaya yang sudah ditebus oleh Kristus tentu ia adalah milik Kristus, tugas dari milik Kristus adalah menyerahkan tubuhnya kepada Kristus sebagai senjata untuk kemuliaan Allah. APLIKASI • Seberapa lama kita menjadi orang Kristen?? • Kita adalah Umat TUHAN. sudahkah kita..?? • Melakukan ibadah yang sejati..?? • Berubah, tidak sama dengan dunia..?? • Menghilangkan keegoisan..?? • Bersatu hati..?? • Penyerahkan hidup sepenuh kepada Tuhan..? BAGAIMANA DENGAN IBADAH KITA ..?? TUHAN YESUS MEMBERKATI, SemangatAS Padabagian terakhir, Paulus berkata bahwa inilah ibadah kita yang sejati. Ketika kita berbicara mengenai ibadah maka yang ada di pikiran kita adalah hari minggu kita pergi ke gereja. Ya memang betul itu adalah ibadah. Tetapi sebenarnya konsep ibadah tidak dapat dipersempit pada ibadah hari minggu saja. ggsnapit ggsnapit Sejarah Sekolah Menengah Pertama terjawab Iklan Iklan sellytarivanugraha2 sellytarivanugraha2 Jawabanmempersembahkan tubuh sebagai korban yg hidup dan kudus seperti yg telah dikemukakan sebelumnyaPenjelasanmaaf kalo salah Jawaban ya betulnya kalo kakanya ngga belajar knp dia bisa jawab pertanyaan ini coba lah lu pada kira kakanya ngga belajar apa? belajar woi bukan main ff nanti kakak bilang ngapain ini bilang main FF bilang Jak belajar nanti marah kau kakak abang yang Iklan Iklan Pertanyaan baru di Sejarah Banyak orang yang keluar dari kepemimoinan abu bakar penyebabnya antara lain nilai sin 180°+a sama dengan nilai...a. -sin ab. -cos ac. sin-ad. sin ae. cos a 47. Sebutkan beberapa kebijakan yang dilakukan Shalahudin Al Ayybi dalam membangun pemerintahan! Salah satu amal usaha Muhammadiyah yang mempunyai fungsi sebagai pusat layanan pengobatan dan jaminan kesehatan bagi semua masyarakat diwujudkan dalam … bentuk... Kitab suci Al-Qur'an bukan hanya sebagai petunjukkan akan tetapai membacanya juga merupakan ibadah yang berpahala, maka seorang muslim perlu menguasai … cara baca Al-Qur'an yang baik dan benar. Sebagai misal hukum bacaan tajwid dari QS. An-Nahl 115 yang bergaris bawah secara berurutan adalah... انما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الجنزير وما أهل لغير الله به فمن أضطر غير باغ ولا عاد فإن الله غفور رحيم A. Idahar qomariyah - mad jaiz munfasil - ikhfa' hakiki B. Idgham syamsiyah - mad wajib muttasil - ikhfa' syafawi C. Idhar halqi - mat thabii - idgham bilaghunnah D. Idgham bilaghuhnnah - mad jaiz munfasil - ikhfa' syafawi Sebelumnya Berikutnya Iklan
Ibadah adalah suatu sikap hati dimana segala-galanya - seluruh hidupnya, keberadaan dan milik kita - menjadi persembahan yag terus-menerus kepada Tuhan, yang senantiasa dicurahkan kepada Tuhan. Ibadah yang benar adalah penyerahan sepenuhnya dari kehendak dan segala sesuatu yang kita miliki kepada Tuhan - dalam segala waktu, tempat, kegiatan, pikiran dan perasaan. Akan kami gambarkan maksud kita dengan memakai pandangan kita tentang bagaimanakah seharusnya seorang hamba Tuhan. Mungkin anda berpendapat bahwa seorang hamba Tuhan dalam memberitakan Injil harus mempunyai satu tujuan saja dalam pikirannya - yaitu memuliakan Tuhan dengan membawa keselamatan dan kemudian pengudusan kepada orang berdosa. Karena ia adalah hamba Tuhan maka anda merasa bahwa ia seharusnya belajar, berkhotbah dan melakukan tugas-tugas pelayanannya bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk gajinya, bukan pula untuk meningkatkan popularitasnya, tetapi hanya untuk memuliakan Tuhan. Kini jelaslah bahwa jika ini bukan tujuannya maka pelayanannya tidak dapat diterima Tuhan sebab bukan merupakan persembahan kepada Tuhan. Bukan ibadah kepada Tuhan tetapi ibadah kepada diri sendiri. Ibadah bagi seorang pendeta ialah suatu keadaan pikiran dimana semua tugas-tugas kependetaannya dilakukan hanya bagi kemuliaan Tuhan dan seluruh kehidupannya merupakan persembahan yang terus menerus kepada Tuhan. Anda berpendapat bahwa seorang pendeta harus beribadah kepada Tuhan dalam segala hal sama seperti doa dan khotbahnya - anda benar! Bukan saja seharusnya, tetapi sesungguhnya ia harus beribadah diluar mimbar sama seperti ketika ia berada di mimbar. Jika ia dipengaruhi oleh motivasi duniawi dan kepentingan diri sendiri selama seminggu itu maka motivasi yang sama itu pasti akan ada di hatinya pada hari Minggu. Jika pada hari Minggu itu pikirannya berpusat pada kesenangannya sendiri, berusaha mengunggulkan dirinya sendiri, maka demikian pula yang terjadi pada hari Minggu. Jika ibadah seorang hamba Tuhan semata-mata hanya suatu sandiwara - ia berkhotbah, berdoa, mengunjungi orang dan melakukan semua tugasnya hanya dengan tujuan untuk menunjang hidup keluarganya atau hanya mendapat penghormatan dan perhatian bagi dirinya sendiri - saudara pasti berkata bahwa ia orang jahat, dan jika ia tidak bertobat, ia pasti akan kehilangan jiwanya. Kalau itu pendapat anda, anda benar! Bila saudara jujur, saudara dapat malakukan penilaian dan memutuskan dengan benar sifat dan nasib orang-orang seperti itu. Sekarang, ingatlah, standar ini berlaku bagi kita semua!!! Tanamkan dalam pikiran kita, bahwa tidak ada tindakan, semangat atau luapan perasaan pribadi - atau keputusan untuk berubah, atau janji untuk saat dimasa mendatang - yang merupakan ibadah. Karena ibadah adalah keadaan kehendak dimana pikiran ini tenggelam seluruhnya didalam Tuhan sebagai Pribadi yang paling kita cintai - dimana kita tidak saja hidup dan bergerak dalam Tuhan tetapi juga untuk Tuhan. Dengan kata lain, ibadah adalah keadaan pikiran dimana perhatian dialihkan dari keakuan / kepentingan diri sendiri dialihkan kepada Tuhan - pikiran, maksud, kehendak, perasaan dan emosi, semuanya dicurahkan hanya kepada Dia.
.