TigaHal yang Diridhai dan Tiga Hal yang Dimurkai Allah Allah 'azza wa jalla telah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali Imran: 102) Di antara bentuk ketakwaan kepada Allah 'azza wa jalla adalah loading...Orang yang dimurkai Allah sudah pasti bakal sengsara hidupnya. Baik di dunia maupun kelak di akhirat. Dan, di kalangan umat Islam ada sekelompok orang yang dimurkai Allah. Foto ilustrasi/ist Orang yang dimurkai Allah sudah pasti bakal sengsara hidupnya. Baik di dunia maupun kelak di akhirat. Dan, di kalangan umat Islam ada sekelompok orang yang dimurkai Allah. Golongan ini adalah orang yang enggan berdoa . Orang yang perilakunya menyepelekan doa atau orang yang tidak mau berdoa diancam mendapat tempat di neraka jahannam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَا دَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَا خِرِيْنَ"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."" QS. Ghafir 60 Baca Juga Allah subhanahu wa Ta'ala sangat murka kepada orang yang enggan berdoa dan tidak mau memohon kepada-Nya. Hal ini disebabkan ada dua kemungkinan. Pertama, hamba tersebut putus asa, dan yang kedua hamba sombong menyombangkan diri, dan kedua-duanya adalah perbuatan yang dimurkai Allah Ta’ Shallalahu 'Alaihi wa Sallam bersabda قال صلى الله عليه وسلمإِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلٍ اللَّه يَغْضَبْ عَلَيْهِ-الترمذي”ٍSesungguhnya mengenai sebuah urusan, barang siapa tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka atasnya." HR. at-TirmidziSebab itulah Al Halimi ulama dari kalangan asy-Syafi'i , meninggal tahun 403 Hijriyah, bernama lengkap Imam Abi Abdullah al-Husain bin al-Hasan al-Halimi asy-Syafii berpendapat bahwa hendaklah setiap hamba dalam sehari semalam jangan sampai tidak berdoa sama sekali, maka ia akan memperoleh murka dari Allah Ta’ala. Minimal jika seorang hamba meninggalkan amalan doa dalam sehari semalam, maka hal itu termasuk perkara itu, terdapat banyak ayat dalam al-Qur'an yang memerintahkan kita untuk berdoa kepada Allah. Di antaranya, Allah Ta'ala berfirman ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." QS. al-A’raf 55Allah Ta'ala memvonis orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang menurut Zadul Masir, Ibnul Jauzi, orang yang tidak mau berdoa kepada Allah akan diancam dengan neraka. Ulama bersepakat hukum berdoa adalah wajib. Dalam hidup manusia, dia wajib berdoa kepada Allah. jika tidak pernah berdoa sepanjang hidupnya maka dia berdosa. Sementara mengenai bentuk doa dan jenis doa, ini hukumnya anjuran dan tidak wajib. Semakin banyak berdoa semakin baik. Dalam Syajaratul Ma'aif karya Syaikh al-'Izz bin Abdus Salam, termasuk salah satu dari akhlak terhadap nama Allah al-Mujib adalah berakhlak dengan ijabah. Yakni mengetahui bahwa Allah akan menjawab dan mengabulkan semua doa karena Allah Maha Tahu akan kebutuhan hamba-Nya dan hanya bersandarnya hamba pada-Nya. Dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua doa, Maha Tahu atas semua musibah yang menimpa hamba-Nya, Maha Tahu semua bahagia dan derita. Cara berakhlak dengan ijabah-Nya adalah dengan merespons semua seruan Allah agar bisa bertaqarrub senantiasa mendekat pada-Nya dengan penuh kebaikan, ketaatan dan sepenuh ibadah pada-Nya. Baca Juga Wallahu A'lam wid
Adaorang-orang yang dimurkai Allah dan ada pula orang-orang yang akan diadzab karena perbuatan-perbuatan maksiatnya. Berikut ini beberapa golongan orang-orang yang perbuatan-nya mengakibatkan murka Allah ataupun diturunkannya adzab atau amalnya tidak diterima. Berbagai adzab
Eramuslim – DARI Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda “Manusia yang paling dimurkai Allah ada tiga golongan; Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram, orang yang mencari-cari perilaku jahiliyah padahal telah masuk Islam, dan memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan untuk menumpahkan darahnya.” HR. Bukhari Hikmah hadis 1. Ada perbuatan-perbuatan yang sangat dibenci Allah Ta’ala, sebagaimana digambarkan dalam hadis di atas, dan oleh karenanya, perbuatan-perbuatan tersebut harus dihindarkan sejauh-jauhnya agar kita terhindar dari murka Allah Ta’ala. 2. Yang pertama adalah melakukan pelanggaran atau melakukan perbuatan maksiat di tanah Haram, yaitu di dua kota suci Mekah dan Madinah. Karena, kedua kota tersebut adalah kota yang tanahnya diharamkan atau disucikan oleh Allah Ta’ala, dan oleh karenanya melakukan perbuatan haram lebih ditekankan pengharamannya. 3. Kedua adalah melakukan perbuatan dan kebiasaan yang memiliki unsur kejahiliyahan, padahal ia telah diberi hidayah ke dalam dinul Islam. Terutama perbuatan-perbuatan dan kebiasaan yang mengandung unsur kemusyrikan, mengandung unsur maksiat, atau membawa pada perpecahan umat. 4. Dan yang ketiga adalah, menumpahkan darah sesama muslim, saling tikam, saling menjatuhkan dan saling mencederai satu dengan yang lainnya. Karena sesama muslim adalah bersaudara yang oleh karenanya, haram saling menumpahkan darah, haram saling mencederai kehormatan dan haram saling mengambil harta satu dengan yang lainnya. Inilah Oleh Ustaz Rikza Maulan, Lc
LIVE| Orang - Orang Yang Dimurkai Allah | Masjid Sulaiman Fauzan Al Fauzan | Ustadz Mizan Qudsiah, Lc., MA.
JATIMTIMES - Islam tidak hanya mengatur mengenai salat, zakat, atau pun ibadah-ibadah lainnya. Islam juga mengatur berbagai adab kehidupan. Salah satunya yakni tentang cara duduk seseorang. Ternyata, Allah SWT murka kepada orang yang duduk dengan posisi tertentu. Allah SWT tidak suka pada orang yang meletakkan tangan kirinya ke belakang kemudian dijadikan sandaran, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Dari Syirrid bin Suwaid RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda“Rasulullah pernah melintas di hadapanku sedang aku duduk seperti ini, yaitu bersandar pada tangan kiriku yang aku letakkan di belakang. Lalu baginda Nabi bersabda Adakah engkau duduk sebagaimana duduknya orang-orang yang dimurkai?” HR. Abu Daud.Menurut hadist tersebut orang yang dimurkai tersebut ditujukkan kepada orang Yahudi. Namun menurut Abu al-Tayyib Muhammad Syams al-Haqq penulis kitab aunul ma’bud ungkapan itu tidak hanya mengarah kepada orang kafir namun juga orang sombong, ujub dan orang yang sering melakukan Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan bahwa duduk dengan posisi tersebut tidak hanya terlarang di masjid namun juga di luar masjid. Sebagian ulama menghukumi duduk seperti itu adalah makruh, namun Syekh Abdul al-Abbad mengatakan bahwa itu kitab Syarh Sunan Abu Daud, makruh dijelaskan tentang maknanya. “Makruh dapat dimaknakan juga haram. Dan kadang makruh juga berarti makruh tanzih tidak sampai haram. Akan tetapi dalam hadist disifati duduk semacam ini adalah duduk orang yang dimurkai maka ini sudah jelas menunjukkan haramnya.”Saat mendengarkan khutbah Rasulullah SAW melarang umatnya untuk duduk memeluk lututnya.“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid Ar Razi dan Abbas bin Muhammad Ad Duri keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Abdurahman Al Muqri dan Sa’id bin Abu Ayyub telah menceritakan kepadaku Abu Marhum dari Sahl bin Muadz dari ayahnya bahwasannya Nabi SAW melarang dari duduk ihba’duduk dengan mengatakan kedua lutut di dada pada hari khutbah Jum’at, sewaktu imam berkhutbah. ” HR. Tirmidzi.Mengenai hal itu sebagaimana ulama menghukuminya makruh dan sebagain lainnya memberikan keringanan salah satu yang memberikan keringanan dan membolehkannya adalah Abdullah bin Umar. Saat salat kita dilarang untuk duduk menyerupai cara duduknya anjing, hal itu sesuai dengan hadist.“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami Syarik dari Yazid bin Abi Ziyad dari mujahid dari Abu Hurairah dia berkata Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku dengan tiga perkara dan melarangku dari tiga perkara Beliau memerintahkanku dengan dua rakaat dhuha pada setiap hari, witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari pada setiap bulannya. Dan melarangku mematuk dalam shalat seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing dan menoleh seperti berpalingnya serigala.” Musnad Ahmad.Duduk seperti ini dilarang saat salat, namun diluar salat dibolehkan karenanya para ulama membahasnya dalam konteks larangan salat menyerupai perilaku binatang yang sunnah itu melakukan duduk Ifa yaitu pantat bertumpu pada betis dan tumit. Pantat tidak menyentuh lantai layaknya duduk diantara 2 duduk dan bersandar yang bisa dilakukan adalah mencontoh Rasulullah SAW. Rasulullah pernah duduk dan bersandar dengan beberapa posisi yang pertama yakni lutut diangkat sehingga menempel ke perut, hal tersebut sesuai Qailah binti Makhramah meriwayatkan, "Qailah melihat Rasulullah SAW di dalam masjid, beliau sedang duduk dengan lutut diangkat menempel ke perut. Qailah berkata, Ketika aku melihat Rasulullah duduk dengan sangat khusyu’ , aku gemetar karena takut." HR Abu Dawud.Kedua, Rasulullah SAW pernah duduk dengan menekuk lutut. Dari Abu Sa’id al-Khudri RA meriwayatkan, "Di dalam masjid, Rasulullah duduk memeluk lutut dengan punggung kakinya diikat baju." HR. BaihaqiUntuk posisi bersandar, Rasulullah pernah bersandar pada bantal. Hal itu juga sesuai dengan Jabir bin Samurah RA meriwayatkan, "Aku melihat Rasulullah bersandar ke bantal di sisi kiri tubuh beliau." HR. TirmidziSudah sepatutnya kita menjauhi hal-hal yang dilarang demi kebaikan diri sendiri, sesuai dengan firman Allah SWT.“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” QS. An-Nur63
AlQur'an Surat Al-Mujadilah: 14, Tidakkah engkau perhatikan orang-orang (munafik) yang menjadikan suatu kaum yang telah dimurkai Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu bukan dari (kaum) kamu dan bukan dari (kaum) mereka. Dan mereka bersumpah atas kebohongan, sedang mereka mengetahuinya.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID O-num8su6MgSCZuk6pVVZ0ylzuSlkfNph-i1gfWG4uDzwnNiMGB4qw== JadiAllah-lah yang memberi taufik untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Allah-lah yang memberi taufik untuk dapat beramal sholih. Jika Allah menghendaki tentu kita pun bisa menjadi orang yang dimurkai dan yang sesat. Jadi yang mengeluarkan dari dua golongan celaka tersebut adalah Allah. Dia-lah yang menjadikan kita dapat menempuh jalan para Surat Al-Fatihah Selain menjadi bacaan wajib dalam setiap sholat, surat Al-Fatihah juga ampuh dibacakan ketika ada orang yang mengalami kesurupan. Bahkan surat Al-Fatihah disebut juga dengan Asy-Syifa atau penyembuh. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ Artinya " Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat." QS. Al Fatihah 1-7 Surat Al-Falaq قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 1 مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 2 وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ 3 وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ 4 وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ 5 Artinya " Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." Surat An-Nas قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 1 مَلِكِ النَّاسِ 2 إِلَهِ النَّاسِ 3 مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 4 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 5 مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 6 Artinya " Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia." QS. An-Nas 1 - 6 Doa Malaikat Jibril Doa yang terakhir untuk orang yang kesurupan adalah doa malaikat Jibril. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi saw dan bertanya " Hai Muhammad, apakah engkau sakit?" Lalu, Nabi saw menjawab " Ya." Kemudian malaikat Jibril berdoa باسم اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ يُؤْذِيكَ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ وَعَيْنٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ Artinya " Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari semua penyakit yang mengganggumu dan dari kejahatan setiap orang yang dengki dan kejahatan pandangan mata; semoga Allah menyembuhkanmu."
Peraturanyang dibuat, bukan bermaksud memberatkan, namun justru berdampak positif baik dari segi sosial dan kesehatan. Ternyata cara duduk juga diatur sedemikian rupa. Melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah mengabarkan Dia begitu murka dengan hamba-hamba-Nya yang duduk seperti ini. Sebagai muslim, sudah selayaknya kita
Parmi les grands péchés en Islam, l’orgueil y tient une place de choix, le Prophète sallAllahou alayhi wa salam a dit N’entrera pas au Paradis quiconque a un atome d’orgueil dans son cœur ». L’orgueil le kibr qu’est ce que c’est ? L’orgueil le kibr en arabe est une opinion très exagérée qu’on a sur soi-même, c’est une sur-estimation non justifiée de sa valeur personnelle, à la différence de la confiance en soi et du sentiment de fierté qui ne procurent pas le besoin de rabaisser les autres personnes, L’orgueil se manifeste par le complexe de supériorité et le besoin d’être reconnu par autrui pour exister. C’est quoi un homme orgueilleux ? Un homme orgueilleux est une personne qui a une fierté légitime d’elle-même, un amour-propre excessif et qui aime se vanter et remettre la faute sur le dos des autres sans se remettre en question. Comment savoir si l’on est orgueilleux ? L’homme orgueilleux est fier de lui-même et méprisant pour les autres, il aime montrer sa richesse en adoptant une attitude hautaine et refuse généralement d’admettre ses erreurs. Mais ce qui caractérise l’orgueilleux, c’est le dédain qu’il éprouve pour les faibles ou les pauvres parmi les musulmans. Dans le Coran, de nombreuses sourates parlent d’orgueil. Allah Soubhana wa ta’ala dit Moussa lui dit “Je cherche auprès de mon Seigneur et le Vôtre, protection contre tout orgueilleux qui ne croit pas au jour du compte” » Sourate 40, Verset 27. Et votre Seigneur dit “Appelez-Moi, Je vous répondrai. Ceux qui, par orgueil, se refusent à M’adorer entreront bientôt dans l’Enfer, humiliés” ». Sourate Al-Ghafir 60. C’est le Kibr propre à Iblis et au Pharaon et de tous ceux qui par orgueil nient la foi et qu’Allah décrit en disant Est-ce qu’à chaque fois, qu’un Messager vous apportait des vérités contraires à vos souhaits vous vous enfliez d’orgueil ? Vous traitiez les uns d’imposteurs et vous tuiez les autres ». sourate Al-Baqara 87. Car celui dont le cœur possède ne serait-ce que la moitié d’un grain de moutarde d’orgueil ne peut prétendre au Paradis comme en atteste ce hadith authentique rapporté par Muslim, Abû Dawud et At-Tirmidhi sur l’autorité d’Ibn Mas’ud. Quiconque possède la moitié d’un grain de moutarde d’orgueil kibr dans le cœur n’entrera pas au Paradis. Et quiconque possède la moitié d’un grain de moutarde de foi n’entrera pas au Feu éternel ». L’orgueil en islam quelles conséquences ? Etre orgueilleux implique que l’on s’oppose ouvertement à la foi et que le cœur n’agira pas selon ce qu’Allah a prescrit, ni ne s’abstiendra de ce qu’Il a interdit. Nous pouvons à tout moment perdre ce que nous possédons si Allah le désire et nous retrouver totalement impuissants. L’humilité ne concerne pas seulement nos relations avec nos frères musulmans, elle est conseillée à tout moment et avec tout le monde. D’après Iyyadh Ibn Himar rra, le Messager d’Allah saws a dit Allah m’a révélé de vous ordonner l’humilité, afin que nul ne méprise un autre, et que nul n’opprime un autre. » Rapporté par Muslim L’arrogance envers un non musulman peut lui donner une image négative de l’Islam tout comme se vanter de sa foi est une forme d’orgueil proscrit par Allah soubhana wa ta’ala. Ne vantez pas vous-mêmes votre pureté ; c’est Lui qui connaît mieux ceux qui Le craignent » Sourate 53, verset 32. Personne n’est à l’abri d’un mauvais comportement, de péchés plus ou moins graves, mais il incombe à chacun de nous de rester vigilant. Pour améliorer et lutter contre ce nafs » qui peut nous conduire au pire comme au meilleur. N’ayons pas peur de nous remettre en question, et de nous repentir de nos fautes, car la générosité de la miséricorde et du pardon d’Allah le Très-Haut est illimitée. Dis Ô Mes serviteurs, qui avez commis des excès à votre propre détriment, ne désespérez pas de la miséricorde d’Allah. Car Allah pardonne tous les péchés. Oui, c’est Lui le Pardonneur, le Très Miséricordieux ». » Sourate Az-Zoumar, verset 53. Vanter ses mérites se retrouve sous 4 formes Le fait de vanter ses mérites se retrouve sous quatre formes 1. La première lorsque la personne veut énumérer les bienfaits qu’Allah soubhannou wa ta’ala lui a octroyé tels que la piété et la foi. 2. La deuxième lorsque la personne veut encourager ses frères à faire comme elle. Ces deux cas sont recommandés car l’intention est bonne. 3. La troisième lorsque la personne vante ses mérites, s’enorgueillit et rappelle avec insistance son degré de croyance et de piété. 4. La quatrième lorsque la personne veut simplement informer les gens sur son degré de foi. Il est essentiel que le musulman fasse l’effort sur le corps aussi bien que sur le cœur. L’orgueil est un danger pour l’Islam car il conduit à la méfiance et oblige à rejeter la vérité par arrogance. Ainsi, le vaniteux se croit au-dessus des autres et tente d’écraser les plus faibles à cause de ce sentiment de supériorité. L’orgueil et l’amour des belles choses Beaucoup se questionnent sur leurs agissements et se demandent s’ils ne tombent pas dans l’orgueil en aimant les belles choses, les beaux vêtements, par exemple. Le sujet fut abordé par les nobles Compagnons et ils reçurent une réponse très claire de notre Messager, que la Paix et le Salut soient sur lui, en ces termes ô Messager d’Allah! Un homme aime avoir de beaux vêtements et chaussures. Est-ce inclus dans le kibr ? » Il a répondu Non. Allah est Beau et Il aime la Beauté. Al-Kibr c’est le rejet de vérité Batrul-Haqq et le mépris des gens waa ghamtun-nas. » Prendre soin de soi-même ne fait pas partie de l’orgueil. La Sunna de notre bien-aimé nous enjoint de prêter attention à notre apparence et à la beauté des choses en général, mais il y a un risque à ne pas nier pour l’éviter. C’est un premier pas vers l’orgueil la ghafla, c’est-à-dire la distraction qui nous attend à force de contempler son nombril. Dans les sociétés actuelles, la recherche de la beauté et le culte de l’apparence conduisent encore des générations entières à l’individualisme. Peu à peu, l’estime légitime de soi est mal comprise et se traduit par l’amour de soi, qui est poussé chaque jour un peu plus loin jusqu’à l’extrême l’orgueil. L’humilité comme remède A travers le Coran, la guérison des cœurs, Allah nous rappelle Sa Grandeur et nous révèle comment porter un regard plus important sur le contenu de nos poitrines. Les histoires de nos prophètes avec leurs fils, avec leur peuple ou leur ennemi sont des exemples d’humilité que nous devons méditer. La prière, cinq fois par jour, est un témoignage d’humilité sincère envers notre Créateur. Les invocations sont des moments intimes de recueillement pour puiser dans notre foi et nous initier à une grande humilité envers Dieu et le monde. L’humilité n’est pas faiblesse. C’est la force de se contenir. Le poids du dos de ceux qui s’humilient en équilibrant l’amour et la peur de leur Seigneur ne se plie pas par faiblesse. Il sent le poids du regard de son Créateur qui le saisit à chaque instant. Et il devient plus humble avec ses pairs qu’il respecte, dont il accepte les conseils et pardonne les erreurs. Là où le malheureux se gonflera de croire en sa noblesse d’âme, d’esprit ou de lignée, le vertueux, que nous espérons tous devenir, se remettra en question pour vivre en harmonie avec ceux qui, comme lui, composent la terre. Il ne perd pas patience, en touchant son ego. Il est serein. Celui qui veut réussir sur terre et au-delà ne se récompense pas en écrasant ceux qu’il croit faibles. Il voit mieux que lui-même en chacun et marche comme un disciple et non comme un maître, comme nous le montre cette parole du prophète Mahomet, que la paix et le salut soient sur lui Le bonheur sera accordé à celui qui se montre humble sans manque de respect, dépense de son bien acquis licitement, … et fais miséricorde aux humbles et aux mesquins. … » Rapporté dans Boukhari Et s’il vient à se tromper, il ne reste pas figé sur sa position. Il accepte de revenir repentant vers Allah et corrige ses manquements comme Le Très Haut nous le montre en Ses versets Repousse le mal par ce qui est meilleur et voilà que celui avec qui tu avais une animosité devient tel un ami chaleureux. » Sourate 41 Fussilat, Verset 35 L’ostentation et l’orgueil Intimement liée à l’orgueil, à la suffisance et à la vanité, l’ostentation en Islam est l’un des péchés les plus combattus dans l’Islam. De nombreux textes du Coran et de la Sunna mettent en garde contre ce fléau, qui a pris des proportions inconsidérées ces dernières années. L’amour du prestige et de la célébrité dans les cœurs a remplacé les œuvres pieuses qui sont la responsabilité de chaque musulman. L’ostentation en Islam Ar Riyâ consiste à mettre en avant une qualité ou un avantage, une attitude qui semble malheureusement avoir été adoptée par beaucoup d’entre nous. A l’heure de la surconsommation et des modes qui nous poussent à prendre nos désirs pour des besoins, nous sommes de plus en plus enclins à vouloir paraître plutôt qu’être ! Insidieux, ce péché a la particularité de ne pas prévenir lorsqu’il s’empare de la raison d’une personne au point de lui faire oublier l’essentiel pour le futile et le superficiel. Qui ne s’est jamais vanté de l’achat d’un nouveau véhicule ou du dernier portable à la mode dans le but évident de donner envie ? De parler de choses matérielles devant ceux qui sont démunis ou de se montrer hautain, arrogant méprisant envers des gens jugés moins intelligents ? Si tout cela nous semble évidemment condamnable, il existe une forme d’ostentation en Islam plus sournoise celle qui est de faire preuve d’ostentation dans ses adorations. L’adoration sincère est dédiée uniquement à Allah soubhanou wa ta’ala, elle sera correctement effectuée et contribuera à se rapprocher d’Allah, à purifier son âme de toutes les vilenies de la vie ici-bas. Malheureusement, certains musulmans pratiquent une adoration partagée entre un sentiment sincère d’une part et qui d’autre part est destinée aux regards des autres. Prier quand les autres regardent et négliger ses prières lorsque l’on est seul, être généreux en public mais avare quand personne n’est là pour immortaliser ce moment, réciter le Coran en public mais le délaisser les autres jours, apprendre les préceptes de l’Islam mais ne pas les appliquer… Autant d’attitudes dont ne tire aucun avantage le croyant qui ne fait que satisfaire son ego. Il perd alors la récompense liée à l’acte d’adoration et se met en tort vis-à-vis d’Allah. Le Coran fait mention des hypocrites qui prétendent croire en Allah mais dont les paroles sont sans réel fondement. Le Très-Haut dit … comme celui qui dépense son bien par ostentation devant les gens sans croire en Allâh et au Jour dernier. Il ressemble à un rocher recouvert de terre qu’ une averse l’atteigne, elle le laisse dénué. De pareils hommes ne tirent aucun profit de leurs œuvres. Et Allâh ne guide pas les mécréants ». [Sourate 2, Al-Baqarah, La Vache, verset 264]. Au sujet des hypocrites, Allah dit Les hypocrites cherchent à tromper Allâh, mais Allâh retourne leur tromperie contre eux-mêmes. Et lorsqu’ils se lèvent pour la Prière, ils se lèvent avec paresse et par ostentation envers les gens. À peine invoquent-ils Allâh ». [Sourate 4, An-Nisâ’, Les femmes, verset 142]. Celui qui agit pour plaire aux gens en faisant mine d’adorer Allah soubhanou wa ta’ala verra ses actions dévoilées devant toutes les créatures le jour de la Résurrection, car les actes ne valent que par l’intention.
DariIbnu Abbas ra, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Manusia yang paling dimurkai Allah adalah tiga golongan; Orang yang melakukan pelanggaran di tanah haram, orang yang mencari-cari perilaku jahiliyah padahal telah masuk Islam, dan memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan untuk menumpahkan darahnya. (HR. Bukhari)
عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلى اللهِ الأَلَدُّ الخَصِمُ». [صحيح] - [متفق عليه] المزيــد ... Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Orang yang paling dimurkai Allah adalah yang paling keras permusuhannya dan pembantah jika diterangkan hujah padanya." Hadis sahih - Muttafaq 'alaih Uraian Sesungguhnya Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- membenci orang yang keras kepala dalam pertikaian dan selalu berselisih tanpa mau tunduk kepada kebenaran. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis Malayalam Telugu Sawahili Tamil Burma Jerman Jepang Postho Tampilkan Terjemahan
Merekapun menjadi orang-orang yang dimurkai. Sebab orang-orang yang memiliki ilmu, namun fasik itu akan memperoleh siksaan di akhirat. Bahkan _*siksaan yang diterimanya itu didahulukan dibanding orang-orang jahiliyah penyembah berhala.*_ Dalam kitab _*"at Targib wat Tarhib"*_ dituliskan sebuah hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan Imam Thabrani: ۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ تَوَلَّوْا۟ قَوْمًا غَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى ٱلْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Arab-Latin A lam tara ilallażīna tawallau qauman gaḍiballāhu 'alaihim, mā hum mingkum wa lā min-hum wa yaḥlifụna 'alal-każibi wa hum ya'lamụnArtinya Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan pula dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Al-Mujadalah 13 ✵ Al-Mujadalah 15 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Mujadalah Ayat 14 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mujadalah Ayat 14 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka pelajaran berharga dari ayat ini. Didapati beraneka penjabaran dari berbagai ulama tafsir terhadap kandungan surat Al-Mujadalah ayat 14, misalnya seperti tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaApakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang mengangkat orang-orang Yahudi sebagai teman dan memberikan loyalitasnya kepada mereka? Pada hakikatnya orang-orang munafik tidak termasuk orang-orang beriman dan tidak pula termasuk orang-orang Yahudi. Mereka bersumpah secara dusta bahwa mereka adalah kaum Muslimin dan bahwa kamu adalah Rasulullah, padahal mereka tahu bahwa mereka dusta dalam sumpah mereka tersebut.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram14. Tidaklah kamu melihat -wahai Rasul- kepada orang-orang munafik yang berteman dengan orang-orang Yahudi yang telah dimurkai Allah dikarenakan kekufuran dan kemaksiatan mereka. Orang-orang munafik itu bukan bagian dari orang-orang yang beriman, dan mereka juga bukan bagian dari orang-orang Yahudi, akan tetapi mereka itu dalam keraguan, tidak bersama golongan Mukmin dan tidak pula bersama golongan Yahudi. Dan orang-orang munafik itu bersumpah bahwa mereka adalah orang-orang Muslim, dan bahwa mereka tidak membocorkan berita tentang kaum muslimin kepada orang-orang Yahudi, padahal sungguh mereka berdusta dengan sumpah mereka itu.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah14-15. Hai Rasulullah, tidakkah kamu melihat dan terheran dari orang-orang munafik yang menjadikan orang-orang Yahudi sebagai penolong? Orang-orang munafik itu bukanlah termasuk kaum muslimin, dan bukan pula termasuk orang-orang Yahudi; namun mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka termasuk kaum muslimin dan mengakui risalah Nabi Muhammad; padahal mereka sadar bahwa mereka sedang berdusta. Allah telah menyiapkan azab yang sangat pedih bagi mereka, sungguh buruk apa yang mereka dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah14. أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا۟ قَوْمًا Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum sebagai teman? Yakni menjadikan mereka sekutu. Yang dimaksud adalah orang-orang munafik yang bersekutu dengan orang-orang Yahudi. غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمdari kaum yang dimurkai Allah Yakni orang-orang Yahudi. مَّا هُم مِّنكُمْ وَلَا مِنْهُمْorang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan pula dari golongan mereka Sebagaimana yang Allah firmankan tentang mereka مذبذبين بين ذلك لا إلى هؤلاء ولا إلى هؤلاء Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian iman atau kafir tidak masuk kepada golongan ini orang-orang beriman dan tidak pula kepada golongan itu orang-orang kafir. An-Nisa'143 Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi, yakni Allah berfirman kepada orang-orang beriman “orang-orang Yahudi bukan termasuk golongan kalian dan bukan pula golongan orang-orang munafik. Lalu mengapa mereka tidak dijadikan sekutu oleh orang-orang munafik.” وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِDan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan Yakni mereka bersumpah bahwa mereka adalah orang-orang beriman, atau mereka bersumpah bahwa mereka tidak membocorkan berita kepada orang-orang Yahudi. وَهُمْ يَعْلَمُونَsedang mereka mengetahui Yakni mereka mengetahui kebatilan apa yang mereka sumpahkan, dan mengetahui bahwa hal itu hanyalah kebohongan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah14. Wahai Nabi, apakah engkau tidak memperhatikan dan heran terhadap orang-orang munafik itu, Mereka kaum Yahudi telah menjadikan kaum yang dibenci Allah, sebagai sahabat mereka. Bukan dari golonganmu, juga bukan dari golongan mereka, namun mereka adalah golongan yang tidak jelas antara golonganmu atau golongan Yahudi. Mereka saling beraliansi dalam kedustaan, yaitu berencana mengagresi Islam dan orang mukmin. Sebenarnya mereka-pun tahu bahwa mereka adalah pendusta dalam kaitannya dengan aliansi yang mereka lakukan. Muqatil dan Siddi berkata Kami mendapat informasi bahwa ayat ini turun untuk Abdullah bin Nabtal, orang munafik. Sebelumnya dia berbincang dengan Nabi, namun kemudian menyampaikan pembicaraan itu kepada kaum Yahudi. Kemudian rasul memperingatkannya, rasul akan memohon pertolongan Allah atas perbuatannya. Maka turunlah ayat ini📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahApakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menjadikan sahabat suatu kaum yang dimurkai Allah} orang-orang munafik yang menjadikan teman orang-orang Yahudi dan menyampaikan kepada mereka tentang rahasia-rahasia orang-orang mukmin {Orang-orang itu bukan dari kalian dan bukan dari mereka. Mereka bersumpah palsu, padahal mereka mengetahuinyaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H14-15. Allah mengabarkan tentang kejinya kondisi orang-orang munafik. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani serta lainnya yang dimurkai Allah sebagai pemimpin, padahal mereka itu mendapatkan laknat Allah secara sempurna; mereka bukan orang yang beriman dan bukan pula orang kafir, “Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian iman atau kafir tidak masuk kepada golongan ini orang-orang beriman dan tidak pula kepada golongan itu orang-orang kafir,” -An-Nisa 143- Mereka bukan orang Mukmin lahir batin, karena secara lahir mereka bersama orang-orang Mukmin, itulah sifat mereka yang disebutkan Allah, padahal sebenarnya mereka bersumpah atas kebalikannya, yaitu mendustakan. Mereka bersumpah sebagai orang Mukmin padahal sebenarnya mereka bukan orang Mukmin. Karena itu, balasan orang-orang penghianat, keji dan pendusta itu adalah siksa keras yang telah disediakan Allah untuk mereka yang ukuran dan sifatnya tidak diketahui oleh manusia. “Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan,” karena mereka melakukan perbuatan yang mengundang murka Allah dan mewajibkan mereka mendapatkan siksa dan laknat.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Mujadalah ayat 14 Bukankah engkau melihat wahai Nabi Allah kepada mereka orang-orang munafiq menjadikan orang-orang kafir yahudi dan nashrani dan selainnya sebagai temannya, yang mereka ini Allah murkai karena sebab kekufuran dan kemaksiatan mereka. Maka ketahuilah bahwa orang-orang munafiq ini bukanlah termasuk bagian dari orang-orang muslim, tidak juga mereka dari yahudi. Allah bersumpah dengan kebohongan mereka bahwasanya mereka telah mengaku sebagai orang islam, dan sunggah engkau adalah Rasul utusan Allah.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang buruknya keadaan kaum munafik yang berwala’ memberikan sikap cinta dan setia kepada orang-orang kafir dan menjadikan mereka sebagai sahabat, baik mereka itu orang-orang Yahudi, Nasrani dan yang lainnya yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala murkai. Mereka memperoleh laknat Allah dan bersikap ragu-ragu antara beriman atau kafir. Mereka bukan orang-orang mukmin baik zhahir luar maupun batin dalam karena batin mereka bersama orang-orang kafir, dan bukan pula orang-orang kafir baik zhahir maupun batin karena zhahir mereka bersama kaum mukmin. Inilah sifat mereka yang telah disebutkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, mereka bersumpah dengan sumpah yang berlawanan dengan keadaan mereka, yaitu bahwa mereka adalah orang-orang mukmin, padahal mereka mengetahui bahwa mereka bukan orang-orang mukmin. Maka balasan terhadap mereka yang berkhianat itu yang fasik lagi berdusta adalah Allah siapkan untuk mereka azab yang pedih. Mereka mengerjakan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, mendatangkan hukuman dan laknat-Nya. Yaitu orang-orang Yahudi. Yaitu orang-orang mukmin. Yaitu orang-orang Yahudi. Imam Ahmad di juz 1 hal. 240 meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Akan masuk menemui kamu seorang yang melihat dengan satu mata setan atau kedua mata setan.” Lalu ada seorang yang biru matanya dan berkata, “Wahai Muhammad! Atas dasar apa engkau engkau memakiku atau mencelaku.” atau semisalnya. Ibnu Abbas berkata, “Ia pun bersumpah, dan turunlah ayat ini yang ada di surah Al Mujaadilah, “Dan mereka bersumpah atas kebohongan,” dan ayat yang lain. Haitsami berkata dalam Majma’uz Zawaa’id, “Diriwayatkan oleh Ahmad, Al Bazzar dan para perawi semuanya adalah para perawi hadits shahih, namun di sana disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berkata kepada orang itu, “Atas dasar apa engkau dan kawanmu memakiku.” Syaikh Muqbil menjelaskan, bahwa inilah yang disebutkan dalam Musnad di halaman 267 dan 350. Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Hakim dalam Mustadrak juz 2 hal. 482, ia berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, namun keduanya Bukhari dan Muslim tidak menyebutkannya.”. Ibnu Jarir di juz 10 hal. 185 dan Asy Syaukaani di juz 2 hal. 384 menyandarkannya kepada Thabrani, Abusy Syaikh dan Ibnu Mardawaih dari hadits Ibnu Abbas yang sama dengan hadits di atas, namun di sana disebutkan, dan turunlah ayat, “Wa yahlifuuna billahi maa qaaluu…dst” At Taubah 74 Syaikh Muqbil menjelaskan, bisa saja kedua ayat itu turun bersamaan karena satu sebab atau bisa juga karena mudhtrarib goncangnya Sammak bin Harb, karena ia seorang yang goncang haditsnya terlebih setelah tuanya, wallahu a’lam. Sedangkan ayat yang turun di surah Al Mujaadilah lebih kuat karena yang meriwayatkan darinya adalah Syu’bah, dan ia sudah mendengar sejak lama sebagaimana disebutkan dalam Tahdzibut Tahdzib. Bahwa mereka beriman. Bahwa mereka berdusta dalam ucapan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mujadalah Ayat 14Pada ayat sebelumnya diterangkan kebiasaan orang-orang beriman yang akan menghadap rasulullah, yaitu bersedekah kepada kaum duafa sebelum menghadap nabi. Pada ayat ini diterangkan kebiasaan orang-orang munafik yang menyembunyikan kekafiran dalam memperlakukan nabi dan larangan berteman akrab dengan orang-orang yang memusuhi islam. Apakah engkau Muhammad, tidak memperhatikan orang-orang munafik di madinah yang secara lisan menyatakan beriman kepada engkau, tetapi faktanya mereka adalah orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang telah dimurkai Allah, yaitu kaum yahudi di madinah, sebagai sahabat' orang-orang munafik itu bukan dari kaum kamu, yakni orang-orang beriman yang benar sebagaimana pengakuan mereka. Orang-orang munafik mengaku beriman untuk mengambil hati orang-orang beriman saja; dan bukan dari kaum mereka, golongan yahudi yang benar. Mereka mengaku yahudi untuk memperoleh perlindungan dari yahudi. Dan mereka, orang-orang munafik itu tidak segan-segan bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa mereka beriman kepada Allah dan rasul-Nya, padahal sumpah mereka itu atas kebohongan, yakni bersumpah beriman, padahal tidak beriman; sedangkan mereka, orang-orang munafik itu, mengetahui kebohongan-Nya. 15. Allah telah menyediakan azab yang sangat keras bagi mereka, orang-orang munafik, yaitu berada di dalam kerak neraka. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan di dunia, yaitu menipu Allah, rasulullah, dan orang-orang beriman, padahal hakikatnya mereka menipu diri mereka dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah beragam penjelasan dari kalangan mufassirun terhadap isi dan arti surat Al-Mujadalah ayat 14 arab-latin dan artinya, moga-moga menambah kebaikan untuk ummat. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Paling Banyak Dikunjungi Nikmati ratusan konten yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat An-Nisa 29, An-Nisa 146, An-Nur 26, Al-Baqarah 152, Al-Jumu’ah 10, Al-Anfal. Termasuk Ali Imran 110, Thaha, Al-Jatsiyah, Al-Baqarah 168, Al-Insyirah 6, Al-Ahzab 56. An-Nisa 29An-Nisa 146An-Nur 26Al-Baqarah 152Al-Jumu’ah 10Al-AnfalAli Imran 110ThahaAl-JatsiyahAl-Baqarah 168Al-Insyirah 6Al-Ahzab 56 Pencarian qs. yunus [10] 101, surah ali imran ayat 180, surah al baqarah ayat 235, albaqarah 246, surat ali imran ayat 36 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Homoseksualadalah hubungan dua orang yang sama jenisnya, sehingga tidak cocok dengan agama Islam, sehingga hal tersebut diharamkan dalam Islam dan termasuk dimurkai Allah. Itulah 4 orang yang dimurkai Allah pagi hingga petang, semoga kita bisa menghindari perbuatan diatas, sehingga kita tidak di murkai Allah dan menjadi muslim yang baik.
Kenapa Allah Sangat Murka Kepada Orang Yahudi? Orang-orang Yahudi adalah orang yang sangat dimurkai Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa orang Yahudi itu adalah kaum yang dimurkai Allah dikarenakan banyak sekali tindakan-tindakan mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan di dalam kitab tafsirnya bahwa orang yang dimurkai pada penghujung surah Al-Fatihah merujuk kepada orang Yahudi, sedangkan orang yang sesat merujuk kepada orang Nasrani. Hal itu didasarkan pada banyak hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Al-Fatihah 7 Baca Juga Penyebutan Surga 'Adn di Al-Quran Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai alasan-alasan mengapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala amat murka kepada orang Yahudi. 1. Orang Yahudi suka mengubah-ubah perkataan dari tempatnya. Mereka mendengar perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Musa di Taurat tetapi mereka tidak mau mentaatinya. Mereka juga menghina Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan sebutan “raa’ina” Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan mereka mengatakan pula "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan mereka mengatakan "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. An-Nisaa’ 46 Tetapi karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan Allah dari tempat-tempatnya, dan mereka sengaja melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu Muhammad senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka yang tidak berkhianat, maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Al-Maa’idah 13 2. Orang Yahudi itu mengenal Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, mereka tahu bahwa Nabi Muhammad itu adalah nabi terakhir, akan tetapi mereka tidak mengimaninya Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Al-Kitab Taurat dan Injil mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Al-Baqarah 146 3. Orang Yahudi itu suka sekali membunuh para nabi Allah Jalla Jalaluh Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. Ali Imran 21 Bahkan mereka berusaha membunuh Nabiyullah Isa alaihissalam. Akan tetapi Allah menyelamatkan Isa dan mengangkatnya ke langit, sedangkan orang Yahudi begitu bangganya beranggapan bahwa mereka berhasil membunuh Isa alaihissalam. dan karena ucapan mereka "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. An-Nisaa’ 157 4. Orang-orang Yahudi berkata bahwa Uzair itu adalah anak Allah sebagaimana orang Nasrani berkata bahwa Isa Yesus itu anak Allah Orang-orang Yahudi berkata "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata "Al-Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? At-Taubah 30 5. Orang Yahudi pernah menyakiti kekasih Allah Musa alaihissalam Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. Al-Ahzaab 69 Musa alaihissalam pun menanyakan kepada kaumnya mengapa kaumnya menyakiti dia. Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya "Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. Ash-Shaff 5 6. Orang Yahudi mengaku mereka adalah orang yang beriman, padahal hatinya berkata lain. Mereka juga suka mendengar berita bohong bahkan tidak segan-segan merubah isi kitab Taurat Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera memperlihatkan kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan juga di antara orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi itu amat suka mendengar berita-berita bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan Taurat dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan "Jika diberikan ini yang sudah di robah-robah oleh mereka kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah." Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun yang datang daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Al-Maa’idah 41 7. Orang Yahudi berkata tanggan Allah terbelenggu maksudnya kikir Orang-orang Yahudi berkata "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. Tidak demikian, tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. Al-Maa’idah 64 8. Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu suka membagi-bagi Al-Quran, ada ayat yang mereka percayai ada yang tidak yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al-Quran itu terbagi-bagi. Al-Hijr 91 9. Orang Yahudi mengatakan bahwa Abraham Nabi Ibrahim alaihissalam dan keturunannya merupakan orang Yahudi. Padahal Ibrahim itu lebih dulu lahir ada dibandingkan orang Yahudi ataukah kamu hai orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. Al-Baqarah 140 10. Orang-orang Yahudi tidak melarang perbuatan munkar satu yang satu dengan yang lainnya Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. Al-Maa’idah 79 11. Orang-orang Yahudi saling menolong dengan orang-orang kafir Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir musyrik. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Al-Maa’idah 80 12. Sebagian besar ulama Yahudi memakan harta orang dengan cara yang batil tidak sesuai syariat dan mereka juga menghalangi manusia di jalan Allah Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, At-Taubah 34 13. Orang-orang Yahudi tidak mengikuti kiblat umat Islam Ka’bah padahal mereka tahu mengenai pemindahan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani yang diberi Al-Kitab Taurat dan Injil, semua ayat keterangan, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim. Al-Baqarah 145 14. Orang Yahudi banyak yang tidak mengamalkan isi Taurat dan menyeleweng darinya Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Al-Jumu’ah 5 15. Orang Yahudi membangkang terhadap perintah rasul Allah Musa alaihissalam Mereka berkata "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya." Al-Maa’idah 22 Itulah berbagai alasan mengapa Allah Ta’ala sangat murka kepada orang Yahudi. Allah pun menghukum mereka dan mencela mereka. Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil Ya'qub untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah "Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat, maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar." Ali Imran 93 Sampai-sampai Allah Ta’ala mengatakan bahwa orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang Islam adalah orang Yahudi dan orang musyrik. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu orang-orang Nasrani terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, juga karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. Al-Maa’idah 82 Berhati-hatilah umat Islam terhadap orang-orang Yahudi dan orang Nasrani yang berusaha mengajak kita agar kita masuk ke dalam agama mereka. Ketahuilah bahwa satu-satunya agama yang benar adalah Islam. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Al-Baqarah 120 Baca Juga Ayat Nur di Al-Quran Semoga pembahasan ini menambah wawasan dan pengetahuan kita, dan semoga Allah member hidayah kepada orang Yahudi agar masuk ke dalam agama Allah Islam.
.
  • gnhmpa5m49.pages.dev/240
  • gnhmpa5m49.pages.dev/699
  • gnhmpa5m49.pages.dev/248
  • gnhmpa5m49.pages.dev/68
  • gnhmpa5m49.pages.dev/561
  • gnhmpa5m49.pages.dev/523
  • gnhmpa5m49.pages.dev/102
  • gnhmpa5m49.pages.dev/630
  • gnhmpa5m49.pages.dev/140
  • gnhmpa5m49.pages.dev/326
  • gnhmpa5m49.pages.dev/949
  • gnhmpa5m49.pages.dev/425
  • gnhmpa5m49.pages.dev/437
  • gnhmpa5m49.pages.dev/409
  • gnhmpa5m49.pages.dev/368
  • orang orang yang dimurkai allah